Friday 30-05-2025

Kemitraan Baru di Era Global: Kunjungan Macron dan Visi Masa Depan Indonesia-Prancis

  • Created May 28 2025
  • / 5271 Read

Kemitraan Baru di Era Global: Kunjungan Macron dan Visi Masa Depan Indonesia-Prancis

Kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia akhir Mei 2025 bukan sekadar kunjungan diplomatik biasa. Dalam atmosfer yang sarat kepentingan strategis dan nuansa kebersamaan lintas benua, Macron tampil sebagai tamu negara yang membawa lebih dari sekadar pidato persahabatan. Ia hadir dengan paket kerja sama konkret di sektor pertahanan, investasi hijau, dan teknologi masa depan—menjadikan kunjungan ini sebagai salah satu langkah paling berarti dalam sejarah hubungan bilateral Indonesia-Prancis.

Jakarta menyambut Presiden Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron pada 27 Mei 2025 dengan kehangatan khas Nusantara. Denting gamelan, tarian tradisional Betawi, serta prosesi penyambutan militer mempertegas bahwa hubungan dua negara ini telah melampaui sekadar kepentingan pragmatis. Indonesia tengah bersiap menjadi pemain utama di kawasan Indo-Pasifik, dan Prancis melihat peluang besar untuk menjalin kemitraan lebih erat dengan negara berkekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.

Pertemuan bilateral antara Macron dan Presiden Prabowo Subianto yang digelar di Istana Merdeka menjadi titik krusial kunjungan ini. Keduanya berbicara terbuka soal isu keamanan global, masa depan industri pertahanan, dan strategi penguatan kedaulatan nasional lewat kemitraan. Prancis, melalui kesepakatan yang disepakati selama pertemuan tersebut, kembali menegaskan komitmennya dalam menyediakan teknologi militer canggih bagi Indonesia. Di antaranya, kelanjutan kontrak pembelian 42 jet tempur Rafale, dua kapal selam kelas Scorpene, dan sistem radar pengawasan dari Thales—menandakan langkah serius Indonesia dalam memodernisasi pertahanan nasionalnya.

Namun yang membuat kunjungan ini jauh lebih dinamis adalah keterlibatan sektor swasta dan visi masa depan energi hijau. Perusahaan-perusahaan besar asal Prancis, seperti Eramet, menjajaki potensi investasi dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik. Dengan cadangan nikel yang melimpah, Indonesia memang menjadi magnet baru dalam transisi energi global. Macron, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa dunia tak bisa bergantung pada satu poros sumber daya dan Prancis memilih Indonesia sebagai mitra strategis dalam diversifikasi mineral kritis.

Kunjungan ini pun diselingi momen yang mencerminkan sisi humanis dan kultural seorang kepala negara. Macron berkesempatan mengisi kuliah umum di Universitas Negeri Jakarta, di mana ia berbicara soal masa depan generasi muda, kecerdasan buatan, dan tantangan demokrasi global. Pesan utamanya: kolaborasi antarbangsa bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bersama untuk bertahan di tengah arus disrupsi teknologi dan ketegangan geopolitik.

Di sela-sela agenda kenegaraan, Macron juga menemui Sekretaris Jenderal ASEAN di Jakarta untuk membahas peran Prancis sebagai mitra dialog strategis ASEAN. Sebagai satu dari sedikit negara Eropa yang secara aktif menempatkan dirinya di orbit Indo-Pasifik, Prancis menunjukkan bahwa keterlibatan global tidak melulu soal kekuatan militer, tetapi juga soal kepercayaan, dialog, dan pembangunan bersama.

Agenda budaya juga menjadi bagian penting dari lawatan Macron kali ini. Ia bersama Ibu Negara direncanakan mengunjungi Candi Borobudur, simbol spiritual dan sejarah yang mengakar kuat di Indonesia. Di tengah batu-batu purba dan panorama Magelang yang menenangkan, kunjungan ini menyampaikan pesan simbolik tentang nilai peradaban dan penghormatan antarbudaya yang menjadi fondasi diplomasi jangka panjang.

Bagi Indonesia, kunjungan Macron menjadi sinyal positif atas kepercayaan dunia internasional terhadap arah kebijakan Presiden Prabowo. Selain penguatan pertahanan dan ekonomi, pendekatan Prabowo yang terbuka terhadap kolaborasi lintas kawasan tampak mendapat sambutan hangat. Di sisi lain, Prancis memperlihatkan konsistensinya dalam merangkul Asia Tenggara, bukan sekadar sebagai pasar, tetapi sebagai mitra sejajar dalam membentuk tatanan dunia multipolar yang lebih berimbang.

Kunjungan ini memang hanya berlangsung tiga hari, tapi jejaknya akan bertahan jauh lebih lama. Dari istana negara, ruang kuliah, hingga pelataran candi, Macron membawa serta semangat kerja sama dan penghargaan atas kedaulatan, inovasi, serta keragaman yang dimiliki Indonesia. Ini bukan hanya kunjungan antara dua pemimpin negara, melainkan pertemuan dua peradaban yang tengah menyusun masa depan bersama dalam harmoni global yang baru.

Share News


For Add Product Review,You Need To Login First